Rabu, 27 Juni 2012

Bimbingan dan Konseling Islami


Bimbingan dan Konseling Islami
Dr. H. Anwar Sutoyo, M.Pd.
Istilah bimbingan dan konseling Islami mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, sebenarnya bimbingan dan konseling Islami bukanlah hal baru, melainkan sebuah upaya untuk menyempurnakan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada para siswa, dengan cara memahami, melaksanakan dan mengoptimalkan ajaran agama islam. Berikut ini akan dipaparkan beberapa hal terkait dengan bimbingan dan konseling Islami.
Apa itu Bimbingan dan Konseling Islami?
Hakekat bimbingan dan konseling Islami adalah upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah (potensi manusia) dan atau kembali kepada fitrah, dengan cara memberdayakan (empowering) iman, akal, dan kemauan yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada individu dapat berkembang dengan benar dan kokoh sesuai tununan Allah SWT. Dari rumusan tadi, nampak bahwa konseling islami adalah aktivitas yang bersifat  “membantu”, dikatakan membantu karena pada hakekatnya individu sendirilah yang perlu hidup sesuai tuntunan Allah (jalan yang lurus) agar mereka selamat.
Mengapa Perlu Bimbingan dan Konseling Islami?
Teori-teori bimbingan dan konseling yang selama ini dikembangkan dengan lebih mendasarkan pada acuan “filsafat” dan “sains”, sehingga wajar kalau hasilnya banyak menunujukan kecenderungan  ke spekulatif dan tentatif (belum tentu, sementara waktu, dan masih bisa berubah). Oleh sebab itu, wajar pula bila ada sebagian ahli yang menilai bahwa hasil bimbingan selama ini baru bersifat “supervisial”, “kulit luarnya saja”, atau “tidak tuntas” (M.D.Dahlan, 1988:25). Mencermati keterbatasan aliran-aliran psikologi seperti disajikan tadi, maka wajar sekali jika para ahli bimbingan dan psikologi menyarankan agar menyempurnakannya dengan menjadikan ajaran agama sebagai acuan. Bahkan secara tegas M.D Dahlan menyarankan agar nilai-nilai agama menjadi landasan dalam merumuskan alternatif bimbingan dan konseling di era globalisasi.
Dalam kegiatan bimbingan, individu perlu dikenalkan siapa sebenarnya dia, aturan yang harus dipatuhi, dan larangan yang harus dijauhi, serta tanggung jawab dari apa yang mereka kerjakan selama hidup di dunia. Dalam belajar memahami diri dan memahami aturan Allah yang harus dipatuhi tidak jarang mereka mengalami kegagalan, oleh sebab itu mereka membutuhkan bantuan khusus yang disebut “konseling”
Bagaimana Melaksanakan Bimbingan dan Konseling Islami?
Tahap-tahap dalam bimbingan dan konseling Islami adalah sebagai berikut:
1.      Meyakinkan individu akan keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, keimanan yang benar sangat penting bagi keselamatan hidupnya di dunia dan di akhirat, ada hikmah di balik musibah, ibadah dan syariat yang ditetapkan Allah.
2.      Mendorong dan membantu individu memahami dan mengamalkan ajaran agama secara benar,
3.      Mendorong dan membantu individu mamahami dan mengamalkan iman, islam, dan ihsan.
Peran utama konselor dalam konseling dengan pendekatan ini adalah sebagai “pengingat”, yaitu sebagai orang yang mengingatkan individu yang dibimbing dengan cara Allah. Dikatakan mengingatkan sebab:
a.       Pada dasarnya individu telah memiliki iman, jika iman yang ada pada individu tidak tumbuh maka tidak berfungsi dengan baik
b.      Allah telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa kitab suci sebagai pedoman hidup, jika ada individu yang mengalami kebingungan diduga mereka belum memahami petunjuk itu. Oleh sebab itu, bagi mukmin yang memiliki keahlian (konselor) berkewajiban untuk mengingatnya.

3 komentar:

  1. baguuus ,,,,, materinya sangat menarik... thanks inpo'y

    BalasHapus
  2. nambah-nambah wawasan tentang hubungan Bk dg islam...

    BalasHapus
  3. Ngomen fto profile risma ndisit ah, atik kudung tmbah Ayu yakin, hehehee...

    BalasHapus