Rabu, 02 Mei 2012
contoh Makalah Kenetralan Ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah istilah yang berasal
dari kata Yunani yaitu scientia berarti ilmu. Atau dalam kaidah bahasa
Arab berasal dari kata ‘ilm berarti pengetahuan. Ilmu atau sains adalah
pengakajian sejumlah pernyataan-pernyataan yang terbukti dengan fakta-fakta dan
ditinjau yang disusun secara sitematis dan terbentuk menjadi hukun-hukum umum
Ilmu
pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu
bukan sekedar pengetahuan (knowledge),
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Syarat – syarat
ilmu :
Ø Objektif. Ilmu harus
memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat
hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif
berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
Ø Metodis adalah
upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus
terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti
metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Ø Sistematis. Dalam
perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Ø
Universal. Kebenaran
yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak
bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º.
B.
Kenetralan
Ilmu
Sebelum
membahas bab ini, maka harus diperlukan kesamaan pandangan bahwa kenetralan
ilmu di sini jangan dipahami sebagai ilmu terapan, apalagi membangun teknologi.
Masyarakat umum banyak yang mendukung tentang kenetralan ilmu, demikian para
ilmuan itu sendiri, tidak mengingkari bahwa ilmu pengetahuan pada dasarnya
netral. Netral biasanya diartikan tidak memihak,artinya ilmu tersebut tidak memihak yang baik ataupun
kepada yang buruk. Para pendukung paham ini mendasarkan pada postulat bahwa
ilmu pengetahuan hanya mungkin dalam bidang pengertian. Sedangkan pengetahuan
selalu mengenai fakta. Tetapi fakta bukanlah objek keputusan, melainkan objek
pengamatan.
Kenetralan
ilmiah lebih menekankan bahwa ilmu haruslah bebas dari segala kepentingan
pribadi, ideologi, moral, dan nilai yang berlaku. Ilmu pengetahuan harus
dikembangkan hanya semata-mata berdasarkan pertimbangan ilmiah murni, agar ilmu
pengetahuan tidak terjadi distorsi. Menurut Prof. Wolpert pengetahuan itu tidak
mungkin bersifat netral atau kata lain bersifat objektif. Pengetahuan yang netral adalah
pengetahuan yang secara metodik benar-benar terpisah dari nilai-nilai ataupun
suatu ideologi tertentu. Dengan adanya kenetralan tersebut, maka para ilmuwan
dapat terus melakukan pengembangan ilmu pengetahuannya tanpa dibatasi oleh suatu
nilai. Karl Popper menggambarkan pengetahuan objektif sebagai pengetahuan tanpa
orangnya, meskipun dia berpikir pengetahuan itu mungkin membangun konstruksi
logis objektif. Hal tersebut selanjutnya dibahas oleh mereka yang melihat ilmu
pengetahuan sebagai hal yang objektif, di mana suatu proporsi ilmiah adalah
sesuatu yang telah diverifikasi. Kenetralan ilmu pengetahuan harus terjadi
dalam taraf apakah pengetahuan ilmiah yang realibel secara moral dan etis. Ilmu
pengetahuan tidak boleh berpihak kepada mereka yang memiliki uang, industri,
dan pemerintah. Apabila hal ini terjadi, maka kita telah mencederai akan
kenetralan ilmu pengetahuan hanya untuk memuaskan dan mementingkan kepentingan
beberapa golongan saja.
C.
Syarat-Syarat
Kenetralan Ilmu Pengetahuan
a.
Bersifat umum, dalam hal ini berarti ilmu boleh
dipelajari oleh siapapun.
b.
Memiliki suatu pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari pemikiran, Pengetahuan (knowledge)
bisa berubah menjadi ilmu (science). Ilmu adalah susunan dari pengetahuan yang mepersoalkan
bagian tertentu dari alam. Pada tingkat manusia yang berbudi, pengetahuam itu pertama diperoleh dari pengalaman dan kedua
dengan usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk mengetahui dengan obyektif
alam sekitar berdasarkan penyelidikan dan pembentukan konsep-konsep yang
rasional.
c.
Bersifat objektif
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
d.
Adanya fakta
Fakta
di sini bukanlah berasal dari objek
keputusan, melainkan dari objek pengamatan.
e.
Memiliki manfaat,
f.
Dapat diperoleh dari siapapun
g.
D.
Hubungan antara Buku Karangan Dosen dengan
adanya Kenetralan Ilmu
Di Universitas
Pancasakti Tegal ada beberapa dosen yang menerbitkan sebuah buku. Mengenai hal
tersebut tentunya para dosen mempunyai tujuan tertentu mengapa mereka
menuangkan pikiannya ke dalam sebuah buku, dan salah satu tujuannya adalah untuk
memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk menambah wawasan tentang ilmu
pengetahuan yang ia pelajari dalam proses pembelajaran di UPS. Salah satu
contoh buku karangan dosen antara lain “Konsep Dasar Bimbingan Kelompok”
karangan Dr. Hj Sitti Hartinah DS., MM.; “Pengantar Pendidikan” karangan Dr.
Maufur dan Dr. Hj Sitti Hartinah DS., MM. Buku-buku tersebut tentunya sudah
memenuhi kriteria tertentu agar buku tersebut dapat diterbitkan dan bisa
dimanfaatkan sebagai panduan belajar bagi mahasiswa.
Pengetahuan
yang netral adalah pengetahuan yang secara metodik benar-benar terpisah dari
nilai-nilai ataupun suatu ideologi tertentu. Dengan adanya kenetralan tersebut,
maka para ilmuwan dapat terus melakukan pengembangan ilmu pengetahuannya tanpa
dibatasi oleh suatu nilai. Demikian juga dengan para dosen, dalam tahap
beberapa tahun mereka menerbitkan buku tidak hanya satu kali. Mereka selalu
mempunyai inspirasi untuk menuangkan pikirannya ke dalam buku yang nantinya
akan dimanfaatkan oleh mahasiswa.
Ilmu
pengetahuan sebagai hal yang objektif, di mana suatu proporsi ilmiah adalah
sesuatu yang telah diverifikasi. Kenetralan ilmu pengetahuan harus terjadi
dalam taraf apakah pengetahuan ilmiah yang realibel secara moral dan etis. Ilmu
pengetahuan tidak boleh berpihak kepada mereka yang memiliki uang, industri,
dan pemerintah. Apabila hal ini terjadi, maka kita telah mencederai akan
kenetralan ilmu pengetahuan hanya untuk memuaskan dan mementingkan kepentingan
beberapa golongan saja.
Ilmu bersifat universal.
Ilmu mengabdi kemanusiaan dengan menyumbangkan penemuan-penemuan yang
didapatkannya lewat kegiatan ilmiah. Kemanusiaan bagi seorang ilmuwan tidak
oleh ruang dan bahkan oleh waktu. Penemuan ilmiah tidaklah diperuntukkan bagi
suatu golongan tertentu namun bagi kemanusiaan secara keseluruhan. Penemuan
yang mungkin hari ini kurang relavan dan tidak ada gunanya bukan mustahil akan
merupakan batu loncatan kearah kemajuan di hari depan. Dengan demikian
berdasarkan hal di atas maka dalam menerbitkan sebuah buku, para dosen tidak
melihat kepentingan pribadi saja, melainkan buku tersebut diperuntukkan bagi semua
golongan sebagai penguat ilmu pengetahuan. Karena sifatnya
yang universal, maka proporsi, kesimpulan, dan teori yang diterima haruslah
benar untuk semua orang.
Di dalam sebuah
buku terdapat pengetahuan yang berupa fakta. Dimana pengetahuan tersebut
didapat dari hasil pemikiran, pengamatan, dan dari sumber lainnya. Dengan
adanya pengetahuan yang berupa fakta maka di dalam buku tersebut terdapat unsur
kebenaran yaitu suatu realitas keilmuan yang lebih bersifat rasional-logis
dimana akal budi digunakan secara baik.
E.
Manfaat
Buku Karangan Dosen Universitas Pancasakti
bagi mahasiswa
·
Sebagai upaya memperbesar atau memperluas
wawasan mahasiswa dalam memperdalam mata kuliah yang mereka jalani.
·
Sebagai upaya memperbanyak khasanah bacaan bagi
mahasiswa. Jika diperhatikan persediaan buku-buku di perpustakaan masih terlalu
sedikit, maka dari itu dengan adanya buku karangan dosen akan menambah khasanah
bacaan bagi mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal.
·
Dijadikan sebagai panduan mahasiswa dalam
melakukan proses pembelajaran di Universitas Pancasakti Tegal.
·
Membantu mahasiswa dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam mencar literature tentang materi apa yang akan mereka
pelajari.
·
Membantu mahasiswa dalam mempermudah mahasiswa
untuk memiliki buku-buku yang diperlukan dalam menunjang perkuliahannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu
pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Pengetahuan yang netral adalah pengetahuan yang secara metodik
benar-benar terpisah dari nilai-nilai ataupun suatu ideologi tertentu. Dengan
adanya kenetralan tersebut, maka para ilmuwan dapat terus melakukan
pengembangan ilmu pengetahuannya tanpa dibatasi oleh suatu nilai. Ilmu disebut
netral jika ilmu tersebut bersifat umum, dalam hal ini berarti ilmu boleh
dipelajari oleh siapapun, memiliki suatu pengetahuan, adanya fakta, bersifat
objektif, memiliki manfaat, dan dapat diperoleh dari siapapun. Dengan adanya
kenetralan ilmu, maka para ilmuwan dapat terus melakukan pengembangan ilmu
pengetahuannya tanpa dibatasi oleh suatu nilai. Demikian juga dengan para
dosen, dalam tahap beberapa tahun mereka menerbitkan buku tidak hanya satu
kali. Mereka selalu mempunyai inspirasi untuk menuangkan pikirannya ke dalam
buku yang nantinya akan dimanfaatkan oleh mahasiswa. Karena ilmu bersifat universal, maka dalam menerbitkan sebuah buku,
para dosen tidak melihat kepentingan pribadi saja, melainkan buku tersebut
diperuntukkan bagi semua golongan sebagai penguat ilmu pengetahuan.
B. Saran
Dalam pembuatan buku hendaknya memperhatikan unsur-unsur kenetralan
ilmu yang telah disebutkan di atas agar buku tersebut mempunyai nilai kebenaran
dan dapat bermanfaat untuk siapapun.
DAFTAR PUSTAKA
Basukiyatno, Ponoharjo,
dan Sutoto Pradjarto dkk. 2010. Filsafat
Ilmu. Tegal
http://www.inilahjalanku.com/ilmu-antara-bebas-atau-terikat-nilai/
http://ilhamthereader.wordpress.com/
http://ratihpramitasari.blogspot.com/2010/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://funsday.blogspot.com/2009/06/kenetralan-ilmu-pengetahuan-terhadap.html
contoh Satlan Bimbingan Konseling
BIMBINGAN
DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2012
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Sekolah : SMA Diponegoro
Tegal
Semester : II (dua)
Tahun
Pelajaran : 2011 / 2012
A.
Topik : Menumbuhkembangkan jiwa optimis terhadap masa depan
B.
Standar Kompetensi : Siswa
mampu memahami dan menerapkan jiwa
optimis dalam mencapai masa depan dan cita-cita
C.
Kompetensi Dasar : Siswa mampu
memahami dan menerapkan jiwa
optimis dalam mencapai cita-cita
D.
Tujuan Layanan : Setelah
kegiatan layanan diharapkan :
1.
Siswa lebih semangat dalam berusaha untuk mencapai cita-cita
2.
Siswa mampu menjadi pribadi yang optimis
E.
Bidang Bimbingan : Pribadi
F.
Jenis Layanan : informasi
G.
Fungsi Layanan : Pemahaman,
pengembangan
H.
Sasaran Layanan : Siswa
kelas XII
IS 1
I.
Materi :
1. Pemahaman tentang pentingnya menerapkan jiwa optimis
dalam mencapai masa depan
2. Bagaimana menjadi pribadi yang optimis dalam mencapai
masa depan
J.
Metode : Ceramah Bervariasi
K.
Uraian Kegiatan :
1. Kegiatan awal
2. Kegiatan inti
3. Pengakhiran
|
:
|
-
Guru pembimbing membuka bimbingan
dengan mengucapakan salam
-
Guru pembimbing memberikan pengantar terkait topik yang akan
disampaikan.
-
Guru pembimbing menyampaikan
topik bahasan beserta tujuan yang diharapkan dan memberikan gambaran tentang menumbuhkembangkan jiwa optimism terhadap masa depan
-
Guru pembimbing menyampaikan
materi yang berkenaan dengan pentingnya menerapkan jiwa optimism dalam mencapai masa depan atau
cita-cita dan bagaimana menjadi pribadi yang optimis.
-
Guru pembimbing memberikan waktu
kepada siswa untuk sesi tanya jawab untuk memperdalam materi
-
Guru pembimbing menyimpulkan dan
mengevaluasi bimbingan yang baru saja dilaksanakan
- Guru
pembimbing menutup kegiatan bimbingan dengan memberikan motivasi kepada siswa
dan tak lupa mengucapkan salam dan berdo’a
|
L.
Tempat Layanan : Ruang
kelas
M.
Waktu : 2 x 20 menit
N.
Minggu ke : Minggu
Pertama April
2012
O.
Pemberi Layanan : Guru pembimbing
P.
Pihak Yang terkait : Siswa-siswi
kelas XII IS 1 SMA Diponegoro Tegal
Q.
Alat dan Perlengkapan : Perlengkapan kelas, Materi yang berkaitan dengan topik
yang dibahas.
R.
Kaitan Dengan
Kegiatan pendukung : -
S. Rencana
Penilaian : Penilaian Segara :
Mengamati keaktifan
siswa saat bimbingan berlangsung
T. Tindak
Lanjut : Memantau perkembangan perilaku siswa terkait
perubahan perilakunya dalam berusaha
mencapai cita-cita
U.
Catatan Khusus :
-
Mengetahui
Kepala Sekolah,
Drs.
Anwar Iswantoro, M.Pd
|
Tegal, 16 Maret 2012
Guru Pembimbing
Ayu Rismanasari, S.Pd
|
Langganan:
Postingan (Atom)