Bimbingan dan Konseling Islami
Dr. H. Anwar Sutoyo,
M.Pd.
Istilah
bimbingan dan konseling Islami mungkin masih terdengar asing bagi sebagian
orang. Namun, sebenarnya bimbingan dan konseling Islami bukanlah hal baru,
melainkan sebuah upaya untuk menyempurnakan layanan bimbingan dan konseling
yang diberikan kepada para siswa, dengan cara memahami, melaksanakan dan
mengoptimalkan ajaran agama islam. Berikut ini akan dipaparkan beberapa hal
terkait dengan bimbingan dan konseling Islami.
Apa itu Bimbingan dan
Konseling Islami?
Hakekat
bimbingan dan konseling Islami adalah upaya membantu individu belajar
mengembangkan fitrah (potensi manusia) dan atau kembali kepada fitrah, dengan
cara memberdayakan (empowering) iman,
akal, dan kemauan yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya untuk mempelajari
tuntunan Allah dan Rasul-Nya, agar fitrah yang ada pada individu dapat
berkembang dengan benar dan kokoh sesuai tununan Allah SWT. Dari rumusan tadi,
nampak bahwa konseling islami adalah aktivitas yang bersifat “membantu”, dikatakan membantu karena pada
hakekatnya individu sendirilah yang perlu hidup sesuai tuntunan Allah (jalan
yang lurus) agar mereka selamat.
Mengapa Perlu Bimbingan
dan Konseling Islami?
Teori-teori
bimbingan dan konseling yang selama ini dikembangkan dengan lebih mendasarkan
pada acuan “filsafat” dan “sains”, sehingga wajar kalau hasilnya banyak
menunujukan kecenderungan ke spekulatif
dan tentatif (belum tentu, sementara waktu, dan masih bisa berubah). Oleh sebab
itu, wajar pula bila ada sebagian ahli yang menilai bahwa hasil bimbingan
selama ini baru bersifat “supervisial”, “kulit luarnya saja”, atau “tidak
tuntas” (M.D.Dahlan, 1988:25). Mencermati keterbatasan aliran-aliran psikologi
seperti disajikan tadi, maka wajar sekali jika para ahli bimbingan dan
psikologi menyarankan agar menyempurnakannya dengan menjadikan ajaran agama
sebagai acuan. Bahkan secara tegas M.D Dahlan menyarankan agar nilai-nilai
agama menjadi landasan dalam merumuskan alternatif bimbingan dan konseling di
era globalisasi.
Dalam
kegiatan bimbingan, individu perlu dikenalkan siapa sebenarnya dia, aturan yang
harus dipatuhi, dan larangan yang harus dijauhi, serta tanggung jawab dari apa
yang mereka kerjakan selama hidup di dunia. Dalam belajar memahami diri dan
memahami aturan Allah yang harus dipatuhi tidak jarang mereka mengalami
kegagalan, oleh sebab itu mereka membutuhkan bantuan khusus yang disebut
“konseling”
Bagaimana Melaksanakan
Bimbingan dan Konseling Islami?
Tahap-tahap
dalam bimbingan dan konseling Islami adalah sebagai berikut:
1. Meyakinkan
individu akan keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, keimanan yang
benar sangat penting bagi keselamatan hidupnya di dunia dan di akhirat, ada
hikmah di balik musibah, ibadah dan syariat yang ditetapkan Allah.
2. Mendorong
dan membantu individu memahami dan mengamalkan ajaran agama secara benar,
3. Mendorong
dan membantu individu mamahami dan mengamalkan iman, islam, dan ihsan.
Peran
utama konselor dalam konseling dengan pendekatan ini adalah sebagai
“pengingat”, yaitu sebagai orang yang mengingatkan individu yang dibimbing
dengan cara Allah. Dikatakan mengingatkan sebab:
a. Pada
dasarnya individu telah memiliki iman, jika iman yang ada pada individu tidak
tumbuh maka tidak berfungsi dengan baik
b. Allah
telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa kitab suci sebagai pedoman hidup, jika
ada individu yang mengalami kebingungan diduga mereka belum memahami petunjuk
itu. Oleh sebab itu, bagi mukmin yang memiliki keahlian (konselor) berkewajiban
untuk mengingatnya.